لَوْ أَنْزَلْنَا هذَا اْلقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خاَشِعًا مُتَصَدِّعًا
مِنْ خَشْيَةِ اللهِ. وَتِلْكَ اْلأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ.
“Jikalau sekiranya Kami
turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk
terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan
perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.
(QS. Al Hasyr:21).
Al-Qur’an diturunkan kepada nabi
Muhammad Saw. saat beliau berusia 40 tahun. Tepatnya saat itu sebagai simbol
pengutusan (bi’tsah nubuwwah) untuk menjadi rosul. Sekadar menghitung dari
beberapa referensi, berapa usia Al-Qur’an selama berada di bumi ini. Bisa saya
hitung sebagai berikut.
Nabi dilahirkan pada tahun 53 sebelum
hijriyah. Sementara nabi diutus menjadi rosul pada usia 40 tahun. Sedang
sekarang kalender hijriyah menunjukkan angka tahun 1434. Berarti bisa saya tulis:
53 – 40 = 13 + 1434 = 1447 tahun. Artinya usia Al-Qur’an sekarang sekitar 1447
tahun.
Namun, dalam momen kali ini yang ingin
saya ambil pelajaran, yakni proses turunnya Al-Qur’an, pada siapa atau pada apa
Al-Qur’an itu diturunkan. Mengutip pernyataan Al-Qur’an sendiri dan melihat
sejarah tentang siapa yang menjadi tempat turunnya Al-Qur’an itu, ternyata
bukanlah sebuah gunung yang kokoh yang terbuat dari bebatuan yang keras, (QS.
Al Hasyr:21), tapi Al-Qur’an diturunkan kepada diri Muhammad Saw.
Muhammad merupakan keturunan dari bani
Quraisy yang bertempat tinggal di sebuah kota di kawasan Arab. Sebuah negeri
gersang nan panas bernama Makkah. Muhammad bin Abdullah yang pada riwayat
hidupnya adalah seorang yatim ketika dalam masa kandungan. Dan menjadi piatu
ketika usia enam tahun. Betapa berat hidup beliau yang pada usia tersebut sudah
menyandang predikat yatim-piatu. Tak punya ayah maupun ibu.
Secara fisik Gunung dan nabi Muhammad
sungguh tak sepadan kekuatannya. Antara benda alam yang sangat besar, kuat, dan
tak bernyawa. dan manusia yang kecil,
hidup, berakal, dan punya hati. Namun
Al-Qur’an menyatakan jika dirinya diturunkan kepada gunung “pasti kamu akan
melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah”.
Itulah bedanya. Hingga sejarah
mencatat, Nabi Muhammad ternyata mampu menerima Al-Qur’an. Meski hanya
perumpaan, gunung yang hancur karena takut kepada Allah itu memberi gambaran
pada kita bahwa betapa dahsyatnya ketika Al-Qur’an diturunkan. Kalau memakai
logika, gunung saja hancur apalagi manusia.
Namun, barangkali Al-Qur’an disetting
untuk diturunkan bukan langsung kepada gunung atau makhluk lainnya. Yang pasti
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad. Dan saya hanya bisa bersyukur saja
Al-Qur’an yang turun pada Nabi 1444 tahun yang lalu telah sampai pada saya. Dan
berdoa semoga mampu mengamalkan isinya dan semakin tunduk sebagaimana gunung
tunduk karenaNya.
0 komentar:
Posting Komentar