Selasa, 18 Maret 2014



Islam merupakan pedoman hidup manusia menuju pada kehidupan yang sejahtera di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Segala aspek kehidupan manusia sudah diatur oleh ajaran Islam, baik lahiriah dan batiniah maupun individual dan sosial kemasyarakatan. Di antara ajaran islam yang mengenai aspek lahiriah dan batiniah, individual dan sosial adalah masalah kebersihan. Ajaran Islam sangat memperhatikan masalah kebersihan, termasuk kebersihan gigi dan mulut. Dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut, Rasulullah menganjurkan umatnya untuk bersiwak.


Perlu diketahui, dalam beberapa literatur dan kehidupan sehari-hari, kata “siwak” memiliki 2 makna. Pertama adalah siwak sebagai kata kerja dan kedua adalah siwak sebagai kata benda.

1.  Siwak Sebagai Kata Kerja
Dalam hal ini, kata “siwak” bermakna sebuah upaya untuk membersihkan gigi dengan menggunakan setiap benda yang berserat kasar. Misal dengan sesobek kain, sikat gigi dan pasta gigi ataupun kayu benalu. Dan yang paling utama adalah menggunakan kayu arak. Bersiwak sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad. Bahkan banyak Hadits beliau yang menjelaskan betapa besar fadhilah bersiwak, di antaranya :

وَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اَلسِّوَاكُ مُطْهِرَةٌ لِلْفَمِ

 وَمَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ , رواه النسائ وابن ماجه

Dari Aisyah radhiyallahu anhaa, sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Siwak adalah pembersih mulut dan sebab ridhonya Allah”. (HR. An-Nasa’i dan Ibnu Majah)

Pada dasarnya, bersiwak sangat dianjurkan di setiap waktu. Namun ada 3 waktu yang paling diutamakan, yaitu : saat akan menunaikan sholat, saat mulut berbau busuk dan saat bangun tidur. Dan makruh hukumnya bersiwak setelah masuk waktu dhuhur bagi orang yang berpuasa.

2.  Siwak Sebagai Kata Benda
Dalam hal ini, kata “siwak” bermakna bagian dari batang, akar atau ranting tanaman arak (Salvadora persica). Tanaman ini kebanyakan tumbuh di daerah timur tengah. Siwak berbentuk batang yang diambil dari akar dan ranting tanaman arak. Jika kulitnya dikelupas, berwarna agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Aromanya seperti seledri dan rasanya agak pedas.

Siwak lebih dari sekedar sikat gigi biasa, karena selain memiliki serat batang yang elastis dan tidak merusak gigi, siwak juga memiliki kandungan alami antimikrobial dan sistem anti pembusuk. Batang  siwak yang berdiameter kecil memiliki kemampuan fleksibilitas tinggi untuk menekuk ke daerah mulut secara tepat dan dapat mengikis plak pada gigi. Siwak juga aman dan sehat bagi perkembangan gusi.

Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa ajaran Islam merupakan Rahmatan lil ‘alamin. Bahkan kebersihan gigi dan mulut pun menjadi perhatian dalam ajaran Islam. Ini dibuktikan dengan adanya anjuran bersiwak. Tanaman arak yang terlihat biasa-biasa saja ternyata memiliki manfaat yang sangat besar bagi manusia. Siwak (tanaman arak) merupakan salah satu tanda kebesaran Allah ‘Azza wa Jalla yang patut kita pelajari dan kita syukuri. Karena tak ada satu pun ciptaan Allah yang sia-sia di alam semesta ini.

رَبَّنَامَاخَلَقْتَ هذَا بَاطِلًا, سُبْحَانَكَ فَقِنَاعَذَابَ النَّارِ (ال عمران  : ۱۹۱ ) 

 “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa neraka”. (QS. Ali Imran : 191)

Oleh : Hamim Tohari, Pasuruan

0 komentar:

Posting Komentar