Pondok Pesantren Al-Qur'an Nurul Huda yang berlokasi di Jl.
Kramat No.71, Kelurahan Pagentan, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Pesantren ini merupakan pesantren yang mengkonsentrasikan pendidikannya tentang
Al Quran dan pengajian kitab kuning.
Sejarah munculnya pesantren ini diawali
oleh datangnya seorang ulama yang hamilul Quran bernama Romo Kiai Abdul Mannan
Syukur bin Kiai Abu Syukur ke bumi Singosari pada tahun 13 Maret 1966.9 Kiai
Mannan memulai dakwah Islamnya di sebuah langgar Genteng yang sebelumnya tidak
terawat. Kiai Mannan berhasil membangkitkan kembali semangat beribadah dan
memperdalam ajaran Islam dalam diri masyarakat sekitar dengan cara
menyelenggarakan pengajian baca tulis Al Quran untuk anak-anak dan mengajak
orang-orang dewasa untuk shalat berjama‟ah dan meramaikan langgar.
Semakin lama minat masyarakat untuk memperdalam Islam semakin tinggi. Atas usulan KH. Tolhah Hasan, Kiai Mannan mulai membuka pengajian di rumahnya. Pada saat itu, status rumah Kiai masih ngontrak pada saudara sepupunya yaitu Ibnu Hajar. Rumah tersebut beralamat di Jalan Kramat nomor 27 (sekarang nomor 71). Pengajian yang diselenggarakan Kiai Mannan berkutat dalam pengkajian Al Quran mulai dari baca tulis, pemahaman Al-Quran sampai menghafalkannya. Semakin lama, semakin banyak orang yang mengikuti pengajian yang diadakan di rumah Kiai Mannan, maka pada tanggal 20 Mei 1973 didirikanlah Pesantren Al Quran Nurul Huda. Pada awal berdirinya, jumlah santri yang menetap sebanyak 10 orang. Kiai Mannan memberi sekat-sekat pada rumahnya untuk tempat tinggal santri. Selain itu, banyak pula santri yang datang mengaji namun tidak tinggal bersama dengan kiai (santri kalong). Mayoritas dari santri kalong ini adalah santri-santri dari pondok pesantren yang sudah berdiri sebelum PPANH didirikan.
Usaha Romo Kiai Manan tidak
hanya sebatas dalam pagar pesantren saja. Kiai Manan juga sering mengadakan
majelis tadarus Al Quran dan Khotaman Al Quran di daerah-daerah sekitar pesantren.
Dari pergerakannya tersebut banyak masyarakat yang mengundang orang-orang
pesantren (kiai dan santri) untuk khotaman Al Quran di rumahnya bila ada salah
satu masyarakat yang punya hajat. Kegiatan-kegiatan seperti ini semakin membuat
pesantren asuhan Kiai Manan dikenal dengan ciri khas Al Qurannya dan akhirnya
dipercaya sebagai “Mercusuar Al Quran” bagi masyarakat sekitar.
0 komentar:
Posting Komentar