Islam merupakan pedoman hidup manusia
menuju pada kehidupan yang sejahtera di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
Segala aspek kehidupan manusia sudah diatur oleh ajaran Islam, baik lahiriah
dan batiniah maupun individual dan sosial kemasyarakatan. Di antara ajaran
islam yang mengenai aspek lahiriah dan batiniah, individual dan sosial adalah
masalah kebersihan. Ajaran Islam sangat memperhatikan masalah kebersihan,
termasuk kebersihan gigi dan mulut. Dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut,
Rasulullah menganjurkan umatnya untuk bersiwak.
Perlu diketahui, dalam beberapa literatur
dan kehidupan sehari-hari, kata “siwak” memiliki 2 makna. Pertama adalah siwak
sebagai kata kerja dan kedua adalah siwak sebagai kata benda.
1. Siwak
Sebagai Kata Kerja
Dalam hal ini, kata “siwak” bermakna sebuah
upaya untuk membersihkan gigi dengan menggunakan setiap benda yang berserat
kasar. Misal dengan sesobek kain, sikat gigi dan pasta gigi ataupun kayu
benalu. Dan yang paling utama adalah menggunakan kayu arak. Bersiwak sangat
dianjurkan oleh Nabi Muhammad. Bahkan banyak Hadits beliau yang menjelaskan
betapa besar fadhilah bersiwak, di antaranya :
وَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اَلسِّوَاكُ
مُطْهِرَةٌ لِلْفَمِ
وَمَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ , رواه النسائ وابن ماجه
وَمَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ , رواه النسائ وابن ماجه
Dari Aisyah radhiyallahu anhaa,
sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Siwak adalah
pembersih mulut dan sebab ridhonya Allah”. (HR. An-Nasa’i dan Ibnu Majah)
Pada dasarnya, bersiwak sangat dianjurkan
di setiap waktu. Namun ada 3 waktu yang paling diutamakan, yaitu : saat akan
menunaikan sholat, saat mulut berbau busuk dan saat bangun tidur. Dan makruh
hukumnya bersiwak setelah masuk waktu dhuhur bagi orang yang berpuasa.
2. Siwak
Sebagai Kata Benda
Dalam hal ini, kata “siwak” bermakna bagian
dari batang, akar atau ranting tanaman arak (Salvadora persica). Tanaman ini
kebanyakan tumbuh di daerah timur tengah. Siwak berbentuk batang yang diambil
dari akar dan ranting tanaman arak. Jika kulitnya dikelupas, berwarna agak
keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Aromanya seperti seledri dan
rasanya agak pedas.
Siwak lebih dari sekedar sikat gigi biasa,
karena selain memiliki serat batang yang elastis dan tidak merusak gigi, siwak
juga memiliki kandungan alami antimikrobial dan sistem anti pembusuk.
Batang siwak yang berdiameter kecil
memiliki kemampuan fleksibilitas tinggi untuk menekuk ke daerah mulut secara
tepat dan dapat mengikis plak pada gigi. Siwak juga aman dan sehat bagi perkembangan
gusi.
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan
bahwa ajaran Islam merupakan Rahmatan lil ‘alamin. Bahkan kebersihan gigi dan
mulut pun menjadi perhatian dalam ajaran Islam. Ini dibuktikan dengan adanya
anjuran bersiwak. Tanaman arak yang terlihat biasa-biasa saja ternyata memiliki
manfaat yang sangat besar bagi manusia. Siwak (tanaman arak) merupakan salah
satu tanda kebesaran Allah ‘Azza wa Jalla yang patut kita pelajari dan kita
syukuri. Karena tak ada satu pun ciptaan Allah yang sia-sia di alam semesta
ini.
رَبَّنَامَاخَلَقْتَ
هذَا بَاطِلًا, سُبْحَانَكَ فَقِنَاعَذَابَ النَّارِ (ال عمران : ۱۹۱ )
“Ya
Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau,
lindungilah kami dari siksa neraka”. (QS. Ali Imran : 191)
Oleh : Hamim Tohari, Pasuruan
0 komentar:
Posting Komentar